
Serang,Rajawaliekspres.com– Pembangunan rehabilitasi dan renovasi madrasah PHTC Provinsi Banten 2, melalui Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Prasarana Strategis, Satuan Kerja Pelaksana Prasarana Strategis Banten,yang anggarannya bersumber dari dana APBN /2025, berlokasi dikampung Cilandak Bengkok Desa Bojong Menteng, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang, Banten. Menuai sorotan tajam dari publik.
Kegiatan yang tendernya dimenangkan oleh Kontraktor PT. Abadi Prima Inti Karya No. Kontrak: HK.02.03/PPK/PS/SPK/RRMB2/VIII/2025, Nilai Kontrak Rp.40.275.808.350 (Termasuk PPN) untuk 27 Sekolah dengan masa pelaksanaan 120 hari kalender dan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender, diawasi konsultan dari PT. Asta Kencana Arsimetama
Hasil pantauan tim investigasi delikhukum.com, di lokasi proyek menunjukkan sejumlah kejanggalan. ditemukan dalam spesifikasi material yang digunakan. Pengukuran terhadap besi yang digunakan dalam proyek menunjukkan bahwa ukuran besi tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dugaan pelanggaran yang ditemukan
• Besi Tulangan dipasang hanya berdiameter 9.5 pedahal harusnya 10 mm
• Besi cincin yang seharusnya berukuran 8 mm hanya berukuran 7.2 mm.
• Besi Tulangan bagian ruangan tengah hanya berdiameter 10.3 yang seharusnya berukuran 12 mm
*Semen yang di gunakan merek Rajawali, pedahal seharusnya yang digunakan merek Merah putih, Dinamix, Gresik, Tiga roda dan Holcim.
*Pekerja mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)
*Minimnya Pengawasan dari pihak Kontraktor dan pengawas konsultan
*Tidak ada ijin atau datang kepada pihak pemdes Bojong menteng
Temuan ini menimbulkan dugaan adanya pengurangan spesifikasi material, yang dapat menguntungkan kontraktor namun merugikan kualitas bangunan.

Seorang pekerja yang enggan disebut namanya mengatakan, untuk penggunaan besi sloof tihang tengah menggunakan 10 mm dan besi cincin 8 mm full, dan upah di bayar harian, ” kami tenaga kerja semuanya orang sini dan yang kerja berjumlah 10 orang, untuk upah tenaga kerja dibaya sistim harian kalau upah tukang Rp 150 ribu dan kenek Rp 130 ribu perhari, “sepatuboot,rompi dan helm emang sudah ada cuma saya males dan ribet pakainya,” jelasnya.
Awak media mencoba mendatangi Inang kepala desa Bojong Menteng dikantor desa untuk mempertanyakan proyek yang ada diwilayah nya,Ia mengatakan,Saya belum ada kedatangan dari pihak pelaksana proyek tersebut dari awal sebelum membangun ,saya saja tahu dari warga dan rekan media kang,Ucapnya.
Saat awak media mencoba konfirmasi kepada Ali selaku pelaksana lapangan diproyek tersebut melalui via Whatsapps(Wa) ,sangat disayangkan Ali selaku pelaksana lapangan tidak merespon awak media,diduga Ali alergi terhadap wartawan.
Red/tim
